Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 06 Maret 2015

Sang Pengagum

     “Siang berganti malam, malam berganti siang dan kaulah, kaulah matahari pagiku”
Mungkin itulah kalimat yang sering terucap dalam hati kecil yang lemah ini. Sang makhluk malam yang merindukan sinaran matahari pagi namun dia tak pernah berani untuk menghadapi mentari tersebut. Setiap sore samapi malamnya dia hanya bisa termenung memikirkan bagaimna caranya untuk bisa sang nocturnal ini melihat dan berdampingan dengan indahnya mentari pagi.

   Yah, makhluk itu adalah sang pengagum. Sang pengagum yang tersiksa akan kekagumannya sendiri kepada mentari pagi itu. Senyumanya yang begitu manis, caranya berbicara yang begitu lembut, serta caranya berpakaian yang begitu sederhana tapi selalu memancarkan indahnya tubuh ciptaan Tuhan itu.

      Setiap paginya di salah satu UniversitasYogyakarta sang pengagum itu selalu berharap untuk bisa bertemu dan bertatap muka dengannya, melihat senyumannya ketika sang pengagum memanggil namanya, wajahnya yang seakan selalu malu tapi selalu juga terbalut dengan senyuman yang indah ketika orang lain memanggilnya.

     Di setiap harinya juga dia selalu mencari tempat dimana mentari itu bisa melewatinya dengan harapan diabisa memberanikan diri untuk jauh lebih mengenalnya. Tapi disetiap kesempatan itu juga dia selalu terdiam akan indahnya pancaran senyuman ketulusan dari mentari itu. Ketika seribu satu kata telah tersusun rapi dalam fikirannya, yang dia bisa ucapkan hanyalah dua kata yaitu “hay” sambil menyebut nama mentari pagi itu. Panggilan itupun dibalas dengan senyuman nan indah yang tak pernah hilang dari wajah yang begitu menawan. Bukan dia tak ingin menjawab dengan memanggil hal yang sama tapi dia hanya tak tau saja bahwa orang yang selalu dia temui atau bisa dikatakan sengaja menunggunya untuk mendapatkan senyumannya itu adalah orang yang selalu memperhatikannya dan berharap bisa mendekatinya lebih jauh lagi.

   Bukanlah takut, bukan juga tidak berani mendekati mentari itu, keberanian sang pengagum itu sah cukup untuk bisa bertemu dan mengenalnya lebih jauh karena bahkan kesempatan itu telah ada dengan waktu yang cukup lama tapi yang dia bisa lakukan hanya melihatnya dari jauh dan selalu memperhatikan senyumannya. Mungkin dia ketergantungan kan pancaran mentari yang sama.

       Dia tau satu hal yang masih mengganjal hatinya adalaha dirinya sendiri. Dirinya yang masih terbelenggu akan siksaan penyesalan kesalahan masa lalu, siksaan karena dia telah merebut senyum yang indah dari sebuah wanita yang tulus ingin bersamanya. Betapa bodohnya makhluk malang ini.

       Tapi, dia telah berusaha merendahan derjat dan martabatnya untuk memohon belas kasihan, tentu masa lalunya memaafkannya karena begitu besar hati yang indah dengan paras yang menawan dari masa lalunya itu. Lalu kenapa dia masih terbelenggu ? dia hanya ragu akan kediaman yang diberikan sang waktu, dia tek percaya akan apa yang dia dapat dari waktu.

      Kemudian datanglah mentari baru dalam hidupnya, tapi untuk kesikian kalinya dia ragu, bukan karena dia tidak percaya akan sebuah masa tapi dia hanya takut merebut senyuman yang indah dari mentari nan indah itu. Tapi kawan apa kau tau betapa merananya seorang makhluk yang hanya bisa mengagumi mentari sedangkan dia hanyalah makhluk malam yang dianggap sebagaian orang sebagai pengganggu, perusak, dan tidak memiliki apa-apa terkecuali harapan akan bisanya dia mendapatkan mentari.



Selengkapnya...

Selasa, 03 Maret 2015

Sesuatu yang (JANGAN) Dilupakan

Manusia memang adalah makhluk yang pelupa dan itu menunjukkan ketidaksempurnaan dari kesempurnaan manusia sebagai makhluk. Akan tetapi dari sifat pelupa itu kita sebagai manusia janganlah pernah melupakan semua hal atau tidak sengaja melupakannya. Berikut adalah sesuatu (dengan gaya Syahrini) yang manusia harus ingat sampai akhir hayatnya dan jangan pernah melupakan hal tersebut.

1.    Tuhan
Tuhan adalah hal pertama dan paling utama yang harus tetap diingan oleh manusia sampai akhir hidupnya. Janganlah sekali-kali manusia melupakan Tuhan yang telah menciptakannya sebagai makluk yang sempurna.
Jika manusia sampai melupakan Tuhan maka hidupa dari manusia itu sendiri tidak akan pernah terarah karena yang menjadi petunjuk arahnya hanya daya fikirnya yang terbatas sedangkan jalan yang harus di pilih ada berjuta-juta bahkan mungkin sampai bermilliar-millar banyaknya.

2.    Orang Tua
Orang tua khususnya ibu adalah orang yang telah menajadi perantara dari Tuhan untuk melahirkan kita. Berkat merekalah kita sampai ada di dunia. Ketika anda kecil mereka selalu memperlakukan anda seperti raja/ratu yang selalu mereka ikuti kemaunnya dan mengasuh anda dengan baik. Lantas ketika anda besar lalu anda melupakan mereka ? tentu itu adalah hal yang sangat hina.
Lihatlah kembali kebelakang betapa besar perjuangan mereka untuk anda, betapa mereka bersusah payah mencari nafkah hanya untuk anda. Ingatlah terus mereka jangan pernah melupakan mereka dan menggantika mereka dengan makhluk lain di alam semesta ini.
Janganlah kita menjadi anak yang durhaka seperti kisah legenda Malin kundang (terlepas dari benar tidaknya) yang tega-teganya melupakan ibunya setelah ia mendapatkan harta dunia kemudia Tuhan mengutuknya melalui ibunya menjadi batu.

3.    Kita
Maksud kita di sini adalah diri kita sendiri. Kita jangan sampai melupakan hakekat kita sebagai manusia. jangan hanya karena dunia saja lalu kita melupakan hakekat kita sebagai manusia. ketika kita melupakan siapa kita sebenarnya maka akan muncul kesombongan dan kita akan selalu merendahkan orang lian.
Jika kita melupakan diri kita maka kita akan menjadi homo homini lupus, yaitu manusia menjadi serigala bagi manusia lain. Kita tidak akan bisa bersosialisasi dengan manusia lain dan menciptakan manusia yang zoon politicon yaitu manusia yang saling bersosialisasi dengan yang lain atau dalam arti lain saling mebutuhkan satu sama lain. Dan ingat kita juga sebagai manusia hanyalah makhluk dari Sang kreator sejati yang Maha sempurna yaitu Tuhan. ketika kita sombong maka sama halnya kita menentang-Nya yang menciptakan kita.

4.    Istri/Suami
Mungkin terdengar sedikit aneh tapi hal ini cukup penting dalam kehidupan kita dan jangan sampai dilupakan. Bagaimanapun istri/suami adalah sosok yang selalu mendampingi kita dikala senang maupun susah jadi sangat keterlaluan bila kita melupakan istri/suami kita. Dan juga bisa-bisa bahaya dan kerepotan kita jika kita sampai lupa sebab kita akan merasa muda lagi jika kita menganggap kita tak punya istri/suami. Jadi jangan dilupakan kawan.

Selengkapnya...
 

#About

Hai, terimakasih telah berkunjung. Saya adalah bongkahan kesederhanaan yang diberi nama Bagus Setiawan Hardono. Berasal dari desa Muntoi Timur, Bolaang Mongondow, Sulawasi Utara

#Blogroll


#Blogger news