Aku
memberi selamat bukan karena hari ini adalah hari ulang tahunmu (seperti dulu)
melainkan karena hari ini adalah hari bahagiamu, bukan ulang tahunmu (seperti
kemarin) tapi melainkan hari dimana kau menanggung tanggung jawab yang lebih
besar lagi untuk kedepannya
Aku
tau ini adalah keputusanmu, dan kami (termasuk saya) bahagia akan itu dan
selalu mendukungmu sebagai kawan. Ingat kita pernah merajut impian bersama
selama tiga tahun sebagai teman sekelas ktia tau seluk beluk kekurangan dan
kelebihan masing-masing pribadi jadi tidak mungkin juga kita tidak tau bahwa
harii ini adalah hari bahagiamu.
Sekali
lagi selamat untukmu, kau bukan lagi dirimu yang dulu, dirimu yang sering
disebut sebagai anak kecil yang polos dalam kelas, melainkan kau telah berubah menjadi kupu-kupu yang
terbang bebas menentukan kemanapun bunga akan kau hinggapi demi kehidupan dan
kesenanganmu.
Jangan
biarkan air mata kesedihan menetes pada hari ini, biarlah iar mata kebahagiaan
yang keluar membanjiri kelopak mata nanindah itu. Aku tau kau sudah memutuskan
bahwa ini adalah yang terbaik untukmu.
Aku
tau kau tidak melupakan kami, aku tau kau punya alasan yang mendasari kenapa
kau tidak memberitahukannya kepada kami, aku tau itu, mesikipun tidak tau
persis apa alasan itu, tapi itu samar-samar muncul dalam fikiranku.
Sekali
lagi kami (termasuk aku) ucakpakan selamat untukmu, dia (suamimu) adalah kado
terindah dari Sang pemberi untukmu. jadikanlah dia sebagai alasanmu bahagia dan
jadikanlah dia petunjukmu tatkalah kau berada dalam ketidaktahuan dan
kebimbangan.
Tidak
ada kata-kata indah lagi yang bisa aku ucapkan, cukuplah do’a yang dibungkus
dengan rangkaian kata-kata ini bisa didengar oleh Sang pendengar dan bisa Dia
kabulkan.
Semoga
engkau bahagia kawan, selamat untuk keluarga kecilmu, kami (seconders) tunggu
keponakan kecil kami darimu, kami selalu mendukungmu apapun keputusanmu, semoga
Tuhan menjagamu dan keluargamu. Ingat apapun kesalahanku pada masa kemarin aku
minta maaf secara pribadi, biarlah yang berlalu menjadi cerita yang kita akan
kenang (bila ingin dikenang) nanti. Kita tetap berteman apapun yang terjadi
walaupun entah kau menganggap apa.
Gunung Kidul, 12 Juli 2015