Oleh : B.S.H.
Menjadi mahasiswa adalah sesuatu yang (bisa jadi) membanggakan sekaligus "memalukan" bagi setiap pencari kehidupan melalui ilmu pengetahuan. Membanggakan adalah ketika kita bisa menerapkan apa yang kita pelajari selama menjadi mahasiswa dan kita bisa mempertanggungjawabkannya. Sedangkan akan menjadi memalukan jika kita tidak bisa menyelesaikan ataupun menjawab pertanyaan perihal konsentrasi apa yang kita ambil selama menjadi mahasiswa. Hal ini pun tak luput dari apa yang dialami oleh mahasiswa semester 5. Semester dimana mengharuskan mahasiswa untuk memilih bertahan menjadi mahasiwa atau keluar dari zona mahasiwa dan berbaur dengan masyarakat, entah menjadi pengusaha ataupun menambah jumlah beban negara.
Banyak mahasiswa (termasuk saya), baik yang aktif maupun pasif, yang suka berdiskusi maupun suka menggosip, yang hobi demo maupun hobi membaca, mulai sedang mempersiapkan diri untuk segera mengakhiri perkuliahannya dan mencapai akhir dari gelar mahasiswa ini. Mereka yang pasif mulai menjadi aktif, yang aktif semakin aktif (walau pun ada yang menjadi pasif), yang tidak paham mulai mencari pemahaman dari ilmu yang sedang ia pelajari saat ini. Ada yang mulai mengikuti seminar dan kegiatan lain untuk mendapatkan sertifikat demi pemenuhan syarat kerja, ada pula yang tiba-tiba sering muncul di perpustakaan demi membaca buku untuk mencari ilham tentang judul skripsinya dan masih banyak lagi kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di semester 5 ini.
Banyak kejadian sebenarnya – entah mau dibilang lucu atau menyedihkan- yang dialami oleh mahasiswa semster 5 ini. Mereka dianggap senior di kampus karena mahasiswa diatas mereka sudah jarang terlihat di kampus akibat memikirkan cara tercepat selesai dari gelar ini. Entah terjadi di kampus atau fakultas lain, tapi ini saya alami di kampus khususnya di fakultas (hukum) saya. Kami sempat membuat ikrar tidak akan mengeluh selama masa perkuliahan karena ini adalah pilihan yang kami inginkan. Tapi keluhan itu keluar juga akhirnya di semester 5 ini. Banyak yang beranggapan semester 5 adalah semester dimana tingkat keteguhan dan kesabaran mahasiswa di uji. Mulai dari dosen yang mulai mengerikan dalam memberikan tugas maupun ujian hingga di pusingkan dengan semakin dekatnya akhir dari masa menjadi mahasiswa dan harus menyusun skripsi atau pun tugas akhir. Yah ada yang mengambil jalan pintas dengan menikah saja ada pula yang menjadi pengusaha saja.
Namun ini lah kami mahasiswa semester 5 dengan segala dinamikanya, dituntut paham akan segala ilmunya, serta di tuntut agar segera kelulusanya. Terkadang rasa malu menghampiri akibat dari ketidaktahuan tentang ilmunya serta penerapannya dalam kehidupan bermasyarakat. Hanya satu pesan saya, tetap semangat kawan, semester 5 pasti berlalu. Tapi ingat semester 6 dan 7 serta masyarakt sudah menantimu.