oleh
: Bagus S. Hardono
Setiap saat makhluk yang
hidup pasti akan mengalami perubahan entah secara sadar ataupun tidak sadar di
sengaja atapun tidak di sengaja. Seperti halnya Negara ini juga, setiap hari, setiap
minggu, setiap bulan, bahkan setiap tahunnya selalu ada hal baru yang terjadi.
Sesuatu yang baru memang pada dasarnya adalah hal yang wajar terjadi karena
semuanya pasti berubah kecuali satu yaitu yang menciptakan perubahan itu. Tapi,
jika setiap harinya hanya berubah kearah yang lebih buruk apakah kita hanya
akan mendiamkannya saja ? sebagai generasi penerus tentu saja harusnya
jawabannya tidak dan akan selalu tidak.
Betapa
mirisnya kita melihat perubahan yang terjadi dinegeri ini utamanya perubahan
pada sistem yang dianut oleh negeri ini. Betapa sulitnya para pendiri bangsa
membuat dan membangun ideologi yang bisa mengayomi dan sesuai dengan
karakteristik masyarakat Indonesia tapi hanya diabaikan begitu saja. Ideologi
Indonesia mengalami banyak perubahan dari sejak dahulu sampai sekarang, bahakan
sepertinya semua isme-isme yang ada
sudah pernah diterapkan di Indonesia.
Indonesia
memang mengenal HAM, tapi HAM yang masuk di Indonesia adalah HAM yang tidak
tersharing dan tidak bisa berjalan bersama karakteristik Indonesia sendiri.
Kebabasan memang merupakan sebuah syarat agar bisa diakui sebagai Negara oleh
Negara lain. Tapi, jika kebebasan melahirkan kerusakan kanapa kita tidak
membelenggu saja kebebasan itu ? penjarakan saja kebebasan itu dan biarkan dia
menyadari arti kebebasan yang sesungguhnya.
Pada dasarnya kebebasan
itulah yang menimbulkan banyaknya ideologi yang ada di Indonesia, dan salah
satunya adalah Kapitalisme. Lalu apakah kaitannya antara kapitalisme dan juga
suap menyuap yang merajalela di Indonesia ? Kapitalisme pada dasarnya adalah sistem
ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh
pemilik swasta dengan tujuan membuat keuntungan dalam ekonomi pasar.
(Wikipedia)
Akibat
daripada itu, banyaknya kepentingan-kepentingan pihak swasta untuk menguasai
perdagangan dan ekonomi Negara membuat mereka melakukan segala macam cara salah
satu cara tercepat yaitu dengan menyuap pejabat-pejabat pemerintahan yang ada
dalam suatu Negara. Tidak tanggung-tanggung yang disuappun mulai dari pejabat
kelas teri sampai pejabat kelas kakap. Dan mirisnya, para pejabat itupun
seperti tak bermoral dan menerima semua itu untuk kepentingan mereka sendiri.
Pada akhirnya apa yang terjadi sekarang ? hampir semua sector industry dikuasai
oleh pihak swasta dangan dalih bahwa Negara tidak bisa mengurusnya sendiri maka
dari itu bekerjasama dengan swasta.
Tapi,
harusnya kita kembali bertanya apakah yang sebenarnya yang dianut oleh
Indonesia ini ? sistem liberal kah ? sosial kah ? atau kapitalis ? jika kita
menggunkan liberal maka gunakan liberal seutuhnya dan hapuskan sistem yang
lain, jika kita menggunakan sistem sosial maka gunakanlah sistem tersebut
begitupun jika menggunakan kapitalis. Karena tidak mungkin ketiga hal tersebut
dapat digabungkan dalam satu ranah yang sama. Terdapat sebuah kepentingan
diantara tiga sistem tersbut dan akan selalu ada orang yang merasa
dirugikandari berlakunya sistem tersebut.
Indonesia
harusnya berani mengambil keputusan, beranai untuk melangkah lebih jauh dengan
menggunakan oijakan sendiri tanpa meminjam pijakan orang lain jika benar-benar
ingin memperbaiki negeri ini dari segala tindakan suap menyuap. Akan selalu ada
tindakan suap menyuap jika terdapat banyak kepentingan di Negara itu. Akan
selalu ada yang berusaha mementingkan kepentingan golongan ataupun dirinya
sendiri ketika kita berada dalam sistem kapitalis itu. Bisa dikatakan bahwa
sebenarnya Indonesia itu adalah Negara dengan sistem sosialis yang berbalut
kapitalis atapun Negara yang liberalis yang terbungkuskan kapitalis.
Sebagai
generasi penerus kita harus lebih berhati-hati dalam melangkah dan mengambil
keputusan. Kita harus bisa membedakan mana kepentingan rakyat dan kepentingan
perseorangan. Jangan samapi kita terjebak dalam sebuah lingkaran kapitalisme
nantinya.