Oleh : B.S.H.
Chapter 1
Pertanyaan pertama yang paling
substansial sebelum mempertanyakan semua adalah pertanyan tentang siapakah yang
membuat segala sesuatu. Apakah Tuhan yang membuat pohon-pohon atau benda-benda
seperti mobil-mobil, dan penemuan-penemuan atauah manusia yang membuatnya ? Hal
inilah yang ditanyakan Messinger kepada sahabatnya, namun sahaatnya malah
berbalik bertanya : Apakah yang memunculkan pemikiran sedemikian itu ?
Dalam sebuah mimpi, aku melihat
lembaran-lembaran berwarna biru bergerak cepat masuk ke dalam mesin cetak.
Panjangnya kira-kira seratus kaki. Di atas lembaran biru itu terdapat sebuah
desain beerbentuk lingkaran, dan desain iu mempunyai tiga sayap. Mesin cetak
itu terus berbunyi, ka chunk, ka chunk,
ka chunk, ka chunk, ka chunk ! Atas dasar itulah Messinger mempertanyakan
tentang siapa yang membuan segala sesuatu, karena dalam mimpinya itu desian
yang keluar adalah desian permainan dengan logo perusahaanya. Hal ini seperti
yang dialami Nikola Tesla yang memiliki pengelihatan tentang AC yang seperti sekarang
dan Walt Disney memiliki penglihatan tentang EPCOT[2]
di langit-langit kamarnya. Namun, konsepsi penciptaan itu adalah bersesuaian
dengan Tuhan itu siapa dan apakah Dia punya tangan dan kaki atau tidak.
Untuk membuat materi fisik (benda-benda fisik
misalnya) adalah dengan menggunakan tangan manusia namun berbeda halnya dengan
gagasan dan fikiran-fikiran yang melandasi pembuatan tersebut semuanya tidak
memerlukan tangan untuk membuatnya. Proses pembuatan benda-benda ini
berlangsung jauh sebelumnya yaitu dalam bentuk gagasan atau ide.
Ide-ide itu tak terpisahkan baik
antar manusia maupun manusia dengan Tuhan dan dengan gagasan atau ide yang
melandasi pembuatan maka pembuatan segala sesuatu (materi fisik) merupakan
perpadua antara kehendak Tuhan dan pelaksanaan dari manusia (inilah asumsi
sementara dari Messinger).
Ide atau gagasan atau pemikiran itu
sendiri dibedakan menjadi dua yaitu berpikir yang artinya adalah proses otak
yang biasanya digunakan untuk mengembangkan suatu pemikiran dan pemikiran
adalah merupkan hasil dari proses berpikir. Pemikiran ini ada yang merupakan
hasil pemikiran sendiri dan ada yang disampaikan atau diteruskan kepada kita.
Hal ini berkaitan dengan asumsi awal siapakah pembuat segala sesuatu.
Fikiran-fikiran yang diteruskan seperti misalnya film, buku, iklan-iklan, internet, televisi, musik, dan lain-lain.
Untuk menghentikan pemikiran yang diteruskan itu kita bisa pergi
bersenang-senang atau berndam di dalam air ini akan menjernihkan pikiran dan
menemukan pemikiran kita sendiri karena esensi dari pemikiran adalah impuls
eletrik dan air itu sangat padat dan dapat memberikan suatu perlindungan alami.
Seperti halnya di kapal selam air digunakan untuk melindungi reaktor nuklir.
Orang lain bisa mengirimkan
pemikiran-pemikirannya kepada kita atau kita bisa menagkap pemikira-pemikiran
itu. Ini seperti misalnya mengirim dan menerima gambar antar handphone melalui paket-paket digital.
Digital sendiri terbentuk dari dua unsur kata yaitu digit yang artinya angka-angka dang bits atau byts atau
bahasa biner. Angka-angka ini diubah menjadi frekuensi dan impuls elektrik,
dengan kata lain esensi dari gambar adalah foton[3].
Itulah analogi dari otak kita yang kita sebut sebagai superkomputer. Otak kita seperti halnya komputer, tidak hanya bisa
melakukan proses berpikir melainkan juga proses mengirim dan menerima data.
Pemikiran dan tindakan dari salah
satu pihak sangat mempengaruhi perilaku dan pemikiran dari yang lain. Dengan
kata lain semua pemikiran kita, baik manusia maupun ilahi, melayang-layang
bersama-sama, membawa informasi dan pengetahuan. Implikasinya adalah bahwa
manusia merupakan sebuah mesin berbagi pemikiran yang kolektif. Dan itulah
suatu rahasia besar alam semesta.
Namun dibalik semua pemikiran itu
ada sebuah pemikiran yang melandasi dari pemikiran yaitu intensi atau pendahulu
pemikiran. Ada beberapa contoh kategorisasi pemikiran yaitu diantaranya adalah
harapan dan do’a serta pemikiran yang datang tiba-tiba yang kita tidak pernah
fikirkan sama sekali yaitu pemikiran inspiratif. Tujuan pemikiran itu sendiri
adalah untuk mengurangi masalah atau mencapai tujuan.. Kita cenderung akan
memikirkan apa yang ingin kita fikirkan dan disinilah letak sebuah intensi.
Misalnya intensi kita sadar untuk memecahkan sebuah masalah maka kita akan
mencari pemikiran untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Intensi ini sendiri mirip seperti
postulat matematika, yaitu pernyataan jika-maka. Jika semua pemikiran adalah
alan untuk mencapai tujuan atau memecahkan suatu masalah, maka pemikiran
pertama dalam proses pemikiran itu adalah menetapkan intensi.
Intensi ini sendiri memiliki suatu
motivasi atau keinginan untuk hasil dari intnsi. Misalnya seperti jika pemikiranku
adlah tentang suatu mimpi maka motivasiku adalah untuk mewujudkan mimpi-mimpi
itu. Jadi untuk semua ktegorisasi intensi yang melandasi hal itu adalah sebuah
motivasi baik itu motivasi karena ketakutan, rasa syukur, atau sebuah hasrat
keinginan.
[1]
Buku ini adalah buku ttg percakapan-percakapan Messinger selama 11 hari bersama
temannya setelah dia kembali sembuh dari kondisi kritisnya. Selama kondisi
kritisnya dia memikirkan tentang segala sesuatu.
[2]
EPCOT (The Experimental Prototype
Community of Tomorrow) adalah sebuah konsep tentang kota masa depan yang di
rancang oleh Walt Disney yang bertujuan untuk merangsang Perusahaan-perusahaan
Amerika untuk datang membawa ide-ide tentang konsep kota masa depan.
[3]
partikel dasar atau kuantum radiasi elektromagnet.