Banyak orang yang sering membedakan antara
“anak” IPA (ilmu pengetahuan alam) dan “anak” IPS (ilmu pengetahuan sosial).
Cara membedakannyapun beragam, mulai dari cara berpakaian, tingkat kerajianan,
tingkat kesopanan, tingkat kesusahan pelajaran, tingkat “kenakalan”, dan masih
banyak lagi.
Pada dasarnya pembedaan ini terjadi di masa
SMA. Karena di masa inilah seorang mulai untuk mencari jati dirinya. Dan entah
mengapa dan kenapa kok bisa-bisanya pembedaan terhadap anak IPA dan IPS di tinggkat
SMA itu sangat menonjol. Sangat terlihat jelas bahwa anak IPS itu adalah anak
yang pembangkang dan jurusan IPSpun dianggap jurusan yang paling buruk
dikarenakan orang-orangnya.
Hal ini saya rasakan karena ditempat saya SMA
dulu terjadi pembedaan yang sangat keterlaluan menurut saya sampai-sampai tidak
ada orang yang mau memilih untuk masuk IPS ataupun di pindahkan ke jurusan IPS.
Mungkin karena gengsi yang anak IPA itu lebih
“keren” dan juga pengaruh sekolah sebenarnya sih, coba saja jika sekolah memberlakukan
peraturan dan kesamaan antara IPA dan IPS pastinya muridnya juga tidak akan
membedakan hal tersebut.
Mungkin memang benar di masa SMA itu anak IPA
lebih terlihat unggul, lebih pintar,lebih penurut, lebih sopan, dan lebih” yang
lainnya. Akan tetapi kita tidak bisa mengatakan anak IPS itu bodoh, coba saja
pintaran mana antara anak IPA dan IPS jika ditanya soal tentang Ekonomi dan
masalah sosial lainnya ? pasti pintaran anak IPS. Itu karena pintar itu relative,
kita bisa saja menjadi bodoh dalam suatu hal yang kita tidak ketahui. Kita
jangan pernah mengukur taraf kepintaran dengan hanya menggunakan ukuran anak
IPA karena memang benar hanya anak IPA saja yang pintar jika kita menggunakan
ukuran tersebut. Akan tetapi jika kita menggunakan ukuran kepintaran
menggunakan soal sosial maka hanya anak IPS lah yang pntar sedangkan anak IPA
itu bodoh.
Akan tetapi perbedaan itu kita tidak bisa
lihat lagi ketika kita sudah duduk di bangku kuliah. Entah itu jurusan IPA
ataupun IPS itu semua sama saja tingkat kenakalan dan kebandelanpun sama saja.
Bahkan bisa jadi sebaliknya, ketika di bangku kuliah IPA menjadi ilmu exact dan
IPS menjadi ilmu sosial (sama saja sih). Yang kita lihat di masa SMA adalah anak
IPA sering baca buku dan pasti punya buku banyak sedangkan IPS lebih sering
“berinteraksi” dengan masyarakat alias bolos/jarang masuk kelas. Tapi ketika di
bangku kulia maka yang terlihat adalah anak sosiallah/IPS yang mempunyai banyak
buku dan terlihat lebih sering banyak membaca daripada anak IPA/exact. Karena,
ketika dibangku kuliah anak IPA hanya mempelajari pelajaran yang sudah ada
ketentuannya dan sudah dipetenkan disemua tempat sedangkan anak IPS mempelajari
ilmu yang tidak pasti dan tidak bisa dipastikan sampai kapan ilmu itu tetap
seperti itu. Jika diibaratkan, maka anak IPA/exact belajar tentang 1+1=2 dan
anak IPS/sosial belajar tentang 1+1=mungkin 2 mungkin juga bukan 2.
Jadi kawan pada dasarnya semua itu sama entah
IPA/exact ataupun IPS/sosial, kita tak perlu gengsi jika ingin masuk kedalam
ranah sosial karena nantinya gengsi itu tak akan berguna. Jika memang impian
kita mengharuskan kita untuk mengambil jurusan IPS mengapa kita mengingkarinya
dan masuk ke IPA hanya karena gangsi ? semua itu sama saja, buang semua gengsi
! kejarlah impian dan cita-citamu.