Maraknya
gerakan yang mengatas namakan emansipasi wanita di Negara ini diakibatkan oleh
kurangnya perhatian masyarakat akan pentingnya peran seorang wanita dalam
kehidupan bermasyarakat. Pada hakekatnya laki-laki dan perempuan tidaklah sama
dalam hal biologisnya akan tetapi dalam hal social kedudukan laki-laki dan
perempuan itu hakekatnya harus sama.
Tapi
yang terjadi di masyarakat kita dewasa ini terdapat perbedaan yang sangat
mencolok antara laki-laki dan perempuan. Contohnya saja dalam ruang lingkup
pekerjaan, wanita sangat dibatasi dan juga kebanyakan dari mereka hanya menjadi
seorang sekretaris saja. Hal ini mengakibatkan peran perempuan dalam hal social
menjadi tidak tampak dan mengakibatkan kerugian pada perempuan yaitu berupa
kekerasan, sub ordinat, setreotive, dan beban ganda yg dialami olah para
wanita.
Hal
ini menyebabkan munculnya gerakan Feminisme, yang bergerak untuk mendapatkan
kesejahteraan bagi kaum perempuan di ranah sosial. Akibat dari adanya gerakan
ini memunculkan aliran-aliran feminisme yaitu diantaranya feminisme liberal,
marxis, dan radikal.
1.
Feminisme liberal
Gerakan ini menuntut akan adanya
persamaan gender di ranah pemerintahan, mereka menganggap bahwa tidak hanya laki-laki
saja yang bisa memimpin suatu bangsa dan negera akan tetapi wanita juga mampu
dan bisa memimpin suatu bangsa dan Negara sama seperti laki-laki.
2.
Feminisme Marxis
Dalam hal ini mereka mengikuti teori
yang di katakana oleh Karl Marx tentang Kapitalisme. Di mana dalam kapitalisme
biasanya yang menjadi “mandor” adalah seorang laki-laki dan perempuan hanya
mendapatkan bagian manjadi seorang sekretaris saja. Hal ini menurut mereka
seharusnya tidak hanya kaum laki-laki saja yang bisa menjadi seorang “mandor”
dalam swasta ataupun “mandor” dalam hal kapitalis akan tetapi seorang perempuan
harusnya juga bisa sama seperti laki-laki untuk menjadi “mandor” dari kapitalis
tersebut.
3.
Feminisme Radikal
Ini merupakan puncak dari tuntutan
para penggerak Feminisme. Feminism radikal yaitu dimana kaum perempuan merasa
diri mereka selalu dieksploitasi oleh kaum laki-laki dalam hal biologis yang
dimiliki perempuan. Penganut faham ini biasanya sangat menghindari perkawinan
karena disitulah letak kaum perempuan selalu ditindas dan menjadi seperti
seorang pembantu bagi rajanya yaitu kaum laki-laki. Puncak dari faham ini
adalah feminism lesbian. Mereka menganggap agar tidak dieksploitasi oleh kaum
laki-laki maka lebih baik mereka menjalin cinta lesbian.
Ini hanya
sedikit dari faham-faham yang timbul akibat dari tidak adanya persamaan gender
dalam ranah sosial. Pada dasarnya masih banyak lagi faham-faham seperti ini.
Maka dari itu, agar tidak terjadi gerakan-gerakan seperti itu di Indonesia
(walaupun sudah mulai muncul) kita harusnya bisa menerima persamaan gender
antara laki-laki dan perempuan dalam hubungan sosial. Memang pada dasarnya kaum
laki-laki dan perempuan itu berbeda dalam hal biologis akan tetapi kaum
laki-laki dan perempuan itu harusnya dipersamakan urusannya dalam hal sosial
agar tidak terjadi diskriminasi terhadap kaum perempuan.