Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 14 Februari 2015

Sayang Yang Salah

Setiap makhluk pasti mempunyai hal ini, yaitu kasih sayang. Tidak ada satu makhlukpun di dunia ini yang tidak mengenal kasih sayang. Baik itu binatang buas maupun jinak, baik itu melata atapun berkaki, dan baik itu di udara maupun di air, semunya memiliki kasih sayang yang ada dalam diri mereka.
Begitupun manusia. setiap manusia pasti dan  tidak mungkin jika dalam dirinya tidak terselip sedikitpun rasa kasih sayang, entah itu kasih sayang terhadap dirinya ataupun makhluk lain ciptaan-Nya. Hal ini di karenakan kasih sayang tiu sendiri adalah rahmat yang di berikan oleh Tuhan yang maha penyayang. Tidak ada satu makhlukpun yang bisa menandinya rasa kasih sayang-Nya karena Dialah sayang itu sendiri.
Akan tetapi ada makhluk yang menyelewengkan arti kasih sayang itu sendiri untuk memuaskan dirinya. Makhluk itu adalah kita sendiri. Manusia adalah makhluk yang seangat spesial karena segala kelebihan yang di berikan oleh Tuhan. Tapi di balik kespesialan itu terdapat beban yang harus di bawa oleh manusia yaitu beban menjadi khalifah di muka bumi ini. Beban di mana hanya manusialah sebagai makhluk ciptaan-Nya yang mengiyakan untuk menjadi khalifah di muka bumi.
Apa yang di lakukan manusia pada zaman ini adalah menafsirkan kasih sayang melalui nafsu mereka. Kasih sayang yang membuat mereka hanya terjebak dalam kenistaan yang menurunkan derajat mereka sebagai makhluk yang spesial dari makhluk lainnya. Berikut saya sedikit simpulkan sayang/rasa sayang yang pertontonkan oleh manusia dalam panggung kehidupannya yang membuat ia jatuh kelembah kenistaan.

1.    Merelakan kehormatan demi “sayang”
Sayang atau rasa sayang ini menurut saya adalah hal yang paling bodoh dan sering kali di lakukan oleh (maaf) perempuan. Kenapa tidak mereka (apalagi yang sedang berpacaran) menganggap untuk mengekspresikan rasa sayang mereka pada kekasih maka mereka menuruti semua permintaan kekasihnya termasuk ketika kekasihnya itu meminta (maaf) kehormataanya. Hal ini menurut saya adalah penafsiran rasa sayang yang sangan BODOH, dikarenakan wanita tersebut akan merasa terikat kepada laki-laki yang tentu saja bukan suaminya dan entah apakah nanti akan menjadi suaminya atau tidak. Banyak orang yang telah terjebak dalam penafsiran rasa sayang ini, termasuk teman dekat saya. Nasibnya kini memprihatinkan karena setelah sekian tahun dia “percayakan” kehormatannya kepada pacarnya lalu apa yang ia dapat ? ia dicampakan karena pacarnya sudah “puas” dengannya.
 Ini juga mungkin dikarenakan oleh penafsiran nasehat yang salah yang mereka dapat. Nasehat yang sering mereka dengar adalah “nak, jangan berikan kehormatanmu pada orang lain kecuali calon suamimu”. Menurut saya ini adalah sebuah nasehat yang salah yang sering diberikan pada anak perempuan, karena bagaimana jika menganggap ada laki-laki yang akan menjadi “calon suaminya” kemudia dia memberikan kehormatannya pada laki-laki itu ? bukankah itu sesuai dengan apa yang di nasehatkan ? yaitu memberikan kehormatan untuk calon suami ? harusnya nasehat yang di berikan kepada anak perempuan adalah “nak, jagalah dirimu sendiri. Jangan berikan kehormatanmu pada orang lain kecuali dia adalah suamimu”. Dengan demikian maka para perempuan akan berusaha sekuat tenaga agar sepaya kehormatannya hanya untuk suaminya bukan calon suaminya ataupun orang lain.
Tentunya rasa sayang yang Tuhan berikan kepada kita bukan untuk menistakan manusia seperti itu. Jadi kawan terutamanya perempuan, bijaksanalah menjaga kehormatanmu sebagai hadiah untuk suamimu kelak, jangan berikan pada calon suamimu ataupun orang lain yang belum “sah” menjadi pasanganmu.

2.    Gak apa-apa uang habis asalkan dia “sayang”
Jika pertama adalah kebodohan penafsiran rasa sayang yang dilakukan oleh sebagian perempuan maka yang kedua ini adalah kebodohan penafsiran rasa sayang yang sering dilakukan oleh laki-laki (walaupun kadangkala perempuan juga melakukannya). Ia demi sayang dia akan melakukan apapun, memberikan apapun untuk memenuhi kebutuhan orang yang dia sayangi sampai-sampai uang kuliah dan uang makannya habis, bahkan mungkin uang bapak ibunya juga habis. Kawan, seberapa kayapun engkau ataupun orang tuamu bijaksanalah dalam membelanjakan uangmu. Yah memang saya tidak berhak mengatur karena yang memberi uang bukan saya tapi orang tuamu. Tapi ingat kasih sayng wanita itu tidak bisa di beli (walaupun ada yang bisa) tapi sejatinya tidak akan bertahan lama dan tentunya untuk kalian yang ingin merasakan “petualangan” cinta maka tidak akan terasa indahnya perjuangan untuk mendapatkannya. 
Tapi jika dia istrimu yah tidak apa-apa karena sudah menjadi kewajibanmu untuk membuat dia bahagia, tapi yah sebagai istri dia akan mengerti jika dia tidak mengerti maka dia bukanlah sayang padamu melainkan pada apa yang kau berikan.
Ingat kawan “cinta itu tak bisa dibeli dengan uang atau kekayaan walaupun kadang kita mencintai kekayaan. Cinta bisa di dapatkan dengan perjuangan sedangkan yang didapat dari uang hanyalah kepercayaan yang semu”.

3.    Terus bersama
Loh bukankah jika kita menyayangi pasangan kita maka kita harus menghabiskan waktu bersama ? kawan jangan salah, waktu bersama seorang yang kita sayangi memang menyenangkan tapi yang menjadi salah apabila timbul rasa ketergantungan dan ingin terus bersama secara terus menerus, bahkan mungkin mandipun ingin bersama.
Ada pasangan yang terlalu over yang menyebabkan mereka ingin mengatur segala ruanglingkup kehidupan anda bahkan jikapun anda ingin keluar maka harus laporan sama dia. Emang dia satpam. Kita membutuhkan waktu sendiri untuk berfikir dan merenungu hari kita sudah baikkah setiap harinya atau tidak. Sebab adalah manusia yang beruntung jika setiap harinya dia lebih baik dan merugi jika setiap harinya sama saja. Jadi sesayang apapun kamu pada pasangan luangkanlah waktu sendiri atau tanpa bersamanya. Bentuklah waktumu untuk Tuhan, keluarga, sahabat, dan teman-teman dekatmu.
Hal ini juga menjadi salah satu penafsiran rasa “sayang” yang salah dikarenakan kita terus menghabiskan waktu bersama orang yang sama tanpa bersosialisasi dengan orang yang berbeda. Hal ini juga akan menimbulkan ketergantungan dan membuat seseorang menjadi asosial serta akan menimbulkan jarak antara anda, keluarga, sahabat, dan teman-teman anda.
Selengkapnya...

Rabu, 04 Februari 2015

Teman, Sahabat, dan Cinta

Ini adalah cerita tentang seorang manusia yang mencoba mencari jawaban atas semua hal yang ia pertanyakan untuk dirinya sendiri. Disaat kesendiriannya ia selalu membuat pertanyaan dan selalu berusaha menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. Pertanyaa itupun mulai meliputi hal yang biasa sampai yang tidak biasa, hal yang sepele sampai hal yang cukup berat, dan meliputi hal yang mungkin bahkan sampai hal yang tidak mungkin. Semunya tidak luput dari pertanyaan yang keluar dari fikiran anak tersebut.

Terkadang orang menyebut anak itu sebagai orang yang tukang bertanya, orang yang suka mencari tau, orang yang bodoh (akibat dari suka bertanya), bahkan mungkin ada yang menganggap anak itu sudah keluar dari batas kewarasan pikirannya (gila). Tapi apapun yang orang lain kata ia selalu percaya pada dirinya dan selalu berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi jawaban atas pertanyaannya. Samapai ketika ia bertanya pada diri sendiri tentang kebenaran dari teman, cinta, dan sahabat. Pertanyaan yang keluar dari pemikirannya itu bisa terbilang cukup sederhana yaitu mencari kebenaran tentang arti teman, cinta dan sahabat. Tapi sampai sekarangpun ia tidak menemukan jawaban dari pertanyaan yang dia ajukan ada dirinya sendiri itu.

Pada awalnya, yaitu pada masa emas dari anak tersebut, yaitu ketika anak itu berada pada tahap memasuki gerbang sekolah pertama atas dia masih percaya akan arti ketiga kata tersebut secara umum. Tapi sebuah insiden yang membuat dia mempertanyakan hakekat dari ketiga kata tersebut muncul saat itu juga.

Semua berawal pada saat keluarga anak itu mulai berantakan, saat sang ayah yang ia anggap sebagai pahlawan dan pembimbingnya tiba-tiba berubah menjadi orang yang dibencinya saat itu juga. Seketika itu hilanglah semua anggapan dan arti teman, cinta, dan sahabat baginya. Seketika itu dia kehilangan teman, seketika itu dia tak mempercayai yang namanya cinta, dan seketika itu pula tak ada sahabat yang berarti sahabat dimatanya serta disaat itupula presepsinya berubah tentang ketiga kata tersebut.

Semuanya berubah pada saat itu. Dan mungkin entah beruntung atau tidak, akibat dari peristiwa itupulalah yang mebuat anak tersebut menjadi kuat dan selalu mencari apapun yan dia inginkan secra sendiri. Ia tak pernah percaya pada orang lain.

Pencariannyapun berlanjut ketingkatan selanjutnya, yaitu ketika ia berada di sekolah menengah atas. Dia masuk di sekolah itu tanpa ada seorangpun yang mengenali dan dikenalinya. Sekolah itu benar-benar adalah suasana baru untuknya dan merupakan tempat penelitian yang cocok untuk semua pertanyaan yang telah dibawanya.

Namun semunya bertolak belakang dari apa yang dipikirkannya, ia tak pernah menemukan arti dari ketiga kata tersebut selama setahun berada disana. Ia masih terbayang akan kisah kelam hidupnya dan selalu memasang wajah yang senantiasa bergembira di hadapan orang lain. Karena jika tidak demikian dia menganggap orang lain tak akan mendekatinya. Pada saat itu dia menganggap teman hanya sebuah kata yang bisa menyatukan orang yang mempunyai “kebahagiaan” dalam hidupnya maka dari itu dia selalu tampak “bahagia” di setiap harinya tanpa ada seorangpun yang mengetahui “siapa” dia sebenarnya.

Tahun keduanya ia mulai menemukan arti dari pertemanan, dan itu sangat berbeda dari apa yang dia banyangkan. Keseimpulan arti teman yang ia dapat pada tahun keduasekolahnya ini adalah bahwa teman itu bukanlah mereka yang hanya berteman dengan orang yang mempunyai “kebahagiaan” saja, tapi teman adalah mereka yang bisa saling percaya diri mengatakan “dia adalah temanku, aku mengenalnya seperti ia mengenalku, walaupun aku mungkin atau dia mungkin telah melupakan namaku, tapi aku mengingat wajahnya seperti ia mengingat wajahku”. Itulah arti teman yang dia simpulkan pada saat itu. Akan tetapi masih terdapat dua pertanyaan yang menghatuinya disetiap malamnya, yaitu pertanyaan mengenai kebenaran cinta dan kebenaran arti sahabat.

Pada awalnya anak itu menarik sebuah asumsi sementara bahwa cinta adalah ketika kau melakukan hal bodoh dan orang yang kau cintai mempintarkanmu, katika kepintaranmu kau kesampingkan untuk membuat dia lebih unggul darimu, dan ketika kau membenarkan apapun yang dia katakana walalapun itu adalah kebohongan. Tapi semunya hanyalah asumsi sementara. Diapun tidak begitu yakin dengan asumsi yang deberikannya pada dirinya sendiri saat itu. Dan ternyata benar bahwa asumsinya itu salah ketika ia memasuki tahun ketiga masa sekolahnya. Semua asumsi yang dia berikan kepada dirinya sendiri itu seketika sirna seakan dihapuskan oleh sebuah badai.

Namun entah musibah ataupun anugerah, dilain pihak dia menemukan arti sahabat saat ketika asumsinya mengenai cinta itu hilang. Dia merasakan hal yang berbeda ketika ia berada di samping teman-temannya, dan dia berfikir “ah, mungkin inilah yang dinamakan sahabat”.  Ia beranggapan bahwa sahabat adalah ketika ia melakukan hal bodoh sahabatnya membantunya keluar dari hal bodoh tersebut atau ikut melakukan hal yang sama sampai keduanya keluar dari kebodohan yang mereka lakukan. Sahabat tidak harus selalu bersama, tapi sahabat adalah ketika tidak ada jarak yang terbentuk setelah sekian lama. Mereka senantiasa melakukan hal yang sama. Itulah sahabat menurut dia.

Sejenak dia melupakan pencariannya mengenai hakekat dari pertanyaan yang diajukannya mengenai cinta. Sampai ketiaka ia mnyelesaikan sekolahnya dan melanjutkan ketingkatan yang lebih tinggi.

Pada tingakatan ini dia mulai serius untuk menekuni  dan mengejar apa yang telah menjadi cita-citanya sejak dulu, dengan harapan dia melupakan pertanyaan yang diajukannya pada masa dulu. Tapi apa daya, sekuat dan seberusaha apapun dia melakukannya pertanyaant itu terus menerus menghantuinya pada setiap malamnya.

Namun untuk membuat batinnya tenang dia berasumsi bahwa cinta itu tidaklah nyata. Cinta itu hanyalah sebuah ilusi yang datang kepada orang yang mengejar obesesinya, atau bisa dikatakan cinta itu hanyalah sebuah obsesi belaka dari setiap manusia. Mengapa tidak menurut apa yang dia lihat  dan dia rasakan, setiap orang yang mengatakan mencintai hanyalah sebatas sampai mengejar dan mendapatkan orang  yang dikatakan dicintainya itu, setelah itu terjadi pertengkaran dan hilang pulalah cintanya. Jika tidak terjadi pertengkaran maka bahagialah salah satu atau kedua belah pihak. Lalu apa bedanya dengan obsesi ? ketika seseorang mengejar apa yang menjadi obsesinya dia selalu berusaha untuk mendapatkannya dan ketika ia mendapatkannya ia akan berusaha menjaganya, ketika ia mulai bosan maka ia akan menggantikan dengan obsesbi yang lain atau akan muncul obsesi baru. Lalu masihkah kita mengatakan cinta walapun pada dasarnya itu hanyalah sebuah obsesi ?

Tapi itupun hanyalah sebatas asumsi, dia sendiripun tidak 100% yakin dan membearkan asumsinya tersebut. tapi untuk saat ini asumsinya itulah yang mencegah dia melakuka hal bodoh dan melenceng dari jalur yang ia sudah bentuk pada awalnya.

Harapan yang ia selalu harapkan adalah dia akan menemukan jawaban yang pasti dari pertanyaan terkhirnya itu. Entah jawaban datang dari dirinya sendiri, dari temannya, dari sahabat maupun keluarganya, dan bahkan mungkin dari orang yang akan bersamaya suatu saat nanti.

Selengkapnya...
 

#About

Hai, terimakasih telah berkunjung. Saya adalah bongkahan kesederhanaan yang diberi nama Bagus Setiawan Hardono. Berasal dari desa Muntoi Timur, Bolaang Mongondow, Sulawasi Utara

#Blogroll


#Blogger news