Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 30 Mei 2015

Janji Seorang Kakak

Oleh : B.S.H.
Dia belumlah menjadi anak yang baik untuk Ibunya, adik yang baik untuk Kakaknya dan belum pulalah menjadi Kakak yang baik untuk adiknya. Tapi saat seorang pergi dari tempat ternyaman dalam hidupnya, tempat dimana dia selalu mendapatkan kehangatan dan selalu disambut dengan baik tempat yang biasa orang lain sebut dengan rumah, disitulah dia terkadang merasa sepi. Tapi kesepian itu adalah ujian untuknya, ujian untuk memenuhi janjinya, janji kepada keluarganya, terutama janji untuk adiknya.
Mungkin air matalah yang bisa menjawab kerinduannya akan rumah, kerinduanlah yang membuat dia harus menghilangakan sifat egonya, kerinduanlah yang menuntunnya untuk menuliskan sebuah kata yang indah dan berharap akan menjadi doa, kerinduan untuk bertemu keluarga. Dik, mungkin jika kau melihat kakak hari ini kau akan tertawa, karena melihat betapa lemahnya kakak saat ini.
Tapi dia sangat malu, malu karena belum bisa memenuhi janjinya, malu karena masih hanya meminta kepada orang tuanya, malu kepada adiknya yang karena belum bisa dibahagiakannya. Dia sangat takut untuk kembali, tapi disatu sisi dia sangat ingin untuk kembali, kambali melihat senyuman manis seorang ibu yang menunggu anaknya, senyuman manis seorang adik yang menantikan hadiahnya dan senyuman manis seorang kakak yang selalu menunggunya. Dia adalah anak kedua dari 3 bersaudara.
Tak pernah mengeluh akan apa yang terjadi, selalu menyebunyikan kerinduannya akan semua yang ia rindukan, tapi bendungan air mata rusak juga, air mata mengalir ketika melihat fot keluarga, keluarga kecil yang bahagia, subuah keluarga perantau.
Dia sadar, dia sedikit menikmati masa kejayaan keluarga, tapi tidak dengan adiknya. Adiknya memanglah masih begitu kecil, tapi beban yang ditanggungnya amatlah besar. Dia hanya bisa bersyukur karena telah diberikan kesempatan memiliki adik yang begitu dewasa.
Suatu saat sebelum dia pergi, dia ingin berkata “Dik, jagalah ibu dan rumah, jadilah anak yang baik, suatu saat kakak kembali, kakak akan membahagiakan kalian, menganggkatmu dari beban yang telah kau tanggung, tunggulah kakak”. tapi tidak pernah terucap kata itu dari mulutnya, dia tak ingin adiknya memahami betapa kejam kehidupan ini, biarkanlah dia menjadi anak kecil yang selalu membuat keluarga merindukan rumah.
Sebagai seorang kakak dia berjanji akan membahagiakan keluarganya, terutama adiknya, melepaskan adiknya dari beban keluarga yang harusnya belum pantas dia emban dan membuat adiknya merasakan keindahan masa kecilnya sebagai seorang adik dulu.
Karena jarak adalah sebuah hal yang lumrah bagi kita, tanpa ada jarak tak akan ada yang namanya rindu. Yang bisa sang kakak ucapkan adalah "Rindu adalah hal yang memilukan tapi juga menguatkan, maka kutitipkan salam rinduku dari seorang anak, adik, sekaligus kakak, semoga kerinduan ini menjadi tameng besar dalam menghadapi pahitnya pil kehidupan, terkusus untuk sang adik, mohon bersabarlah sdikit lebih lama, kakak akan pulang."


 

#About

Hai, terimakasih telah berkunjung. Saya adalah bongkahan kesederhanaan yang diberi nama Bagus Setiawan Hardono. Berasal dari desa Muntoi Timur, Bolaang Mongondow, Sulawasi Utara

#Blogroll


#Blogger news