Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 03 Oktober 2015

Teruntuk Adikku

Oleh : B.S.H.

Basri S. Hardana, kau memang masih kecil, pengalamanmu masihlah kecil, umur dan pengetahuan duniamu pun sama. Tapi jiwa dan kesabaranmu begitu besar, melebihi jiwa dan kesabaran orang-orang yang merasa besar. (B.S.H.) 

Basri S. HardanaMaafkan kakakmu ini yang belum bisa membahagiakanmu, seperti kakakmu yang satunya. Aku hanya bisa marah-marah kepadamu, selalu menyuruhmu melakukan ini dan itu, selalu berkata hal yang mungkin belum saatnya aku katakan sampai mungkin kau membenciku. Tapi ketahuilah itu semua aku lakukan untuk menjaga dan melindungimu. Bukannya aku tak ingin memanjakanmu, tentu aku sangat inginkan itu, tpi aku harus mengajarkanmu bagaimana kehidupan sosial itu berjalan dan bagaimana susah senangnya kehidupan itu sendiri. Aku hanya ingin mengajarkan itu agar kau tak menjadi sepertiku.
Aku tau kau seudah besar, kau sudah mulai masuk ke dunia Sekolah Menengah Pertama, kau pantas memilih jalan ini dan jalan itu untuk kebaikan dan kepentingan hidupmu sendiri. Tapi apa kau tau resiko dari jalan yang kau ambil itu ? apakah kau sudah mengerti tentang bagaimana cara berfikir kedepan ? apakah kau sudah memikirkan bagaimana kau menghadapi setiap ejekan nantinya karena pilihan yang kau pilih ? jika sudah aku sangatlah bangga padamu. Namu bagiku kau tetap adik kecilku yang masih kecil, bukan bermaksud merendahkan pilihanmu atau ikut campur urusanmu tapi aku hanya ingin kau mempertimbangkan itu, aku tak ingin kau salah jalan nantinya, aku tak ingin kau malu di depan teman-temanmu karena pilihanmu sendiri.
Wahai adik, kehidupan ini sangatlah keras, aku sadar kau sudah mengetahuinya, kau sering leihat ibu dan ayah kita “berdebat” karena hal ini dan itu, bahkan kau merasakan pahitnya orang yang ktia sebut ayah di waktu yang masih sangat muda, kehilangan sosok yang selalu memanjakanmu, selalu menuruti dan melindungimu, sosok yang selalu memanggilmu bos, aku tau kau kehilangan itu, aku sadar kau pasti inign menangis atau bahkan kau telah menangis dalam hatimu, karena akupun menangis tapi kau tetap tegar dan tabah hanya karena ibu kita. Kau telah memberikan senyuman dan ketulusanmu untuk menghiburnya di saat aku yang sebagai kakakmu tidak bisa menghiburnya bahkan tidak bersamanya setiap saat, tapi kau selalu dan terus menemaninya selama ini.
Umurmu masihlah sangit kecil, pengalamanmu masihlah sangat sedikit, tapi pengorbanan dan ketulusanmu adalah sangat besar dan mungkin lebih besar dari apa yang aku dan kakak kita punya. Kau rela menanggalkan sebagian masa kecilmu hanya untuk membantu ibu di rumah, bahkan kau sangat hebat dalam menabung sehingga aku bisa menggunakan tabunganmu melalui ibu untukku kuliah.
Maafkan aku, aku memang mungkin tak pantas menjadi kakakmu, aku memang belumlah bisa membahagiakanmu seperti apa yang telah kakak kita lakukan padamu. Aku hanya ingin kau tau, aku ingin menjadi pengganti ayah kita yang telah pergi, aku ingin melindungi dan membahagiakanmu juga, aku ingin berada disampingmu saat kau ingin menentukan pilihanmu untuk saat ini, aku ingin berada di sampingmu saat kau sedang berada dalam masalah, bahkan aku rela terlibat dalam masalah itu jika kau memang memerlukannya.
Aku ingin menebus semua masa kecilmu, aku tak ingin melihat kau bekerja keras lagi, cukuplah kita sebagai kakakmu yang bekerja untuk menyekolahkanmu kelak hingga jenjang yang kau inginkan. Aku hanya ingin menjadi baju zirahmu untuk melindungimu dari segala keburukan dunia ini.
Mungkin kau belum bisa atau mungkin tak bisa membaca tulisan ini, tapi aku hanya ingin kau tau tentang itu, aku ingin membahagiakanmu dan Ibu kita, agar tak pernah lagi memikirkan tetang kebutuhan sehari-hari. Aku titipkan ibu kepadamu untuk beberapa tahun lagi, aku akan segera menyelesaikan urusanku disini dan mencari nafkah untuk keluarga kita. Maafkan aku, aku ingin kau memaklumi kekhawatiranku karena aku tak bisa melihatmu tumbuh secara langsung. Sekali lagi, maafkan aku.
 

#About

Hai, terimakasih telah berkunjung. Saya adalah bongkahan kesederhanaan yang diberi nama Bagus Setiawan Hardono. Berasal dari desa Muntoi Timur, Bolaang Mongondow, Sulawasi Utara

#Blogroll


#Blogger news