Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 05 Oktober 2015

Tuhan Maafkan Aku Menggadaikan Mu

Oleh : B.S.H.
Sungguh cinta telah membuatku buta, buta akan dunia dan buta akan akhirat. Segalanya menjadi abu-abu, tidak ada hitam, putih, merah, biru, jingga, dan warna yang lainnya dalam pandangan mataku. Aku menjadi seperti anjing yang hanya bisa melihat warna abu-abu tanpa bisa melihat warna lainnya, semuanya serba tabu. Aku bahkan tak kenal dan tak ingat siapa aku dan apa tujuanku, semua hanya karna sebuah nama yang terpaut dalam lubuk hati, sebuah nama yang menjadi tujuan dari hidup, sebuah nama yang sederhana namun begitu berarti, nama itu telah tertanam dan telah mengambil alih jiwaku.
Sungguh dia telah menyihirku, sihir yang begitu hebat, sampai-sampai aku tak bisa melihat warna lain dan untuk berfikir yang lain. Cita-citaku pun hanya untuknya, sekolahpun aku hanya ingin bertemu dengannya, setiap hariku memikirkan dirinya. Sempat temanku  memperingati akan hal itu namun aku tidak pernah peduli. Karna aku telak diperbudak oleh entitas yang mereka sebut cinta.
Sempat salah satu guru di sekolah memperingatiku akan apa yang aku lakukan serta hubungan ku dengannya yang aku jalani, namun apa yang aku lakukan ? Aku mengabaikan hal itu, aku melokalisasi Tuhan dalam hal ini, Tuhan bagiku hanya ketika berada di bulan puasa ataupun di masjid tempatku bersujud untuk mengagungkannya, dalam harinya aku begitu sekuler, karena aku menggadaikan Tuhan dan berharap bisa menebusnya kembali di masa tuaku. Begitupun dengan dia, dia telah melokalisasi Tuhan kepercayaanya, dia menempatkan Tuhan di tempat dia bersembahyang  tapi ketika bersamaku diapun menjadi sekuler, tiada Tuhan diantara kita, karena kita adalah budak entitas cinta.
Bisa dikatakan (mungkin) aku telah menggadaikan Tuhan dalam hal ini. namun aku menggadaikan Tuhan tidak tanpa alasan, aku menggadaikan Tuhan dengan harapan aku bisa menebusNya kembali saat dia menjadi sah secara formal denganku, tapi dengan caraku sendiri. Aku melakukan berbagai cara, sampai cara setan pun aku coba namun aku beruntung aku tidak menjadi setan itu sendiri karena sebuah janjiku padanya yang akan tetap menjaga keutuhan kehormatannya sampai hari dimana dia mengiklaskannya atau khilaf memberikannya, aku menanti saat itu.
Waktu demi waktu kita lalui, masa demi masa kita lewati, sampai pada masa ketika aku dan kau sadar bahwa kita sudah cukup lama menggadaikan Tuhan kepercayaan kita masing-masing, dan mungkin Tuhan telah murka kepada kita karena telah melokalisasinya hanya pada tempat ibadah dan waktu khusus masing-masing. Kita pun terpisahkan sebagai simbolisasi kemurkaan Tuhan akibat perbuatan kita, dan sebagai azabNya kepadaku aku diberi hukuman meratapi nasib karena kehancuran hati akibat kepergianmu. Lebih dari itu aku harus memikirkan untuk menebus kembali apa yang aku gadaikan, yaitu Tuhanku, serta menghapus pelokalisasian Tuhan yang aku buat selamu ini. 
Tidak hanya aku, kau pun sama, kau juga merasakan pedihnya dan malunya karma buruk yang menimpamu akibat keburukanmu, namun di satu sisi mungkin itu baik bagimu dan bagiku karena kau telah ada yang menjaga dan membahagiakanmu dan akupun bisa kembali fokus di ajaran Fitrahku sebagai hamba yang terus selalu menempatkan Tuhannya dalam kehidupanya.

Ketauhilah, ketika kau “menggadaikan” Tuhanmu kau harus tau konsekuensi buruk yang akan menimpamu serta kau juga harus pertimbangkan seberapa banyak waktu yang kau jadikan jaminan serta seberapa banyak waktu yang kau punya untuk “menebusNya”.
 

#About

Hai, terimakasih telah berkunjung. Saya adalah bongkahan kesederhanaan yang diberi nama Bagus Setiawan Hardono. Berasal dari desa Muntoi Timur, Bolaang Mongondow, Sulawasi Utara

#Blogroll


#Blogger news